Hukum Hokke(8 November 2018)
hukum hooke
A. PENGERTIAN HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS
Hukum
Hooke dan elastisitas merupakan dua istilah yang saling berkaitan.
Untuk memahami arti kata elastisitas, banyak orang menganalogikan
istilah tersebut dengan benda-benda yang terbuat dari karet, meskipun
pada dasarnya tidak semua benda dengan bahan dasar karet bersifat
elastis. Kita ambil dua contoh karet gelang dan peren karet. Jika karet
gelang tersebut ditarik, maka panjangnya akan terus bertambah sampai
batas tertentu. Kemudian, apabila tarikan dilepaskan panjang karet
gelang akan kembali seperti semula. Berbeda halnya dengan permen karet,
Jika ditarik panjangnya akan terus bertambah sampai batas tertentu tapi
apabila tarikan dilepaskan panjang permen karet tidak akan kembali
seperti semula. Hal ini dapat terjadi karena karet gelang bersifat
elastis sedangkan permen karet bersifat plastis. Namun, apabila karet
gelang ditarik terus menerus adakalanya bentuk kareng gelang tidak
kembali seperti semula yang artinya sifat elastisnya telah hilang.
Sehingga diperlu tingkat kejelian yang tinggi untuk menggolongkan mana
benda yang bersifat elastis dan plastis.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa elastisitas adalah
kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awal setelah gaya pada
benda tersebut dihilangkan. Keadaan dimana suatu benda tidak dapat lagi
kembali ke bentuk semula akibat gaya yang diberikan terhadap benda
terlalu besar disebut sebagai batas elastis.
Sedangkan hukum Hooke merupakan gagasan yang diperkenalkan oleh Robert
Hooke yang menyelidiki hubungan antar gaya yang bekerja pada sebuah
pegas/benda elastis lainnya agar benda tersebut bisa kembali ke bentuk
semua atau tidak melampaui batas elastisitasnya.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Hukum Hooke mengkaji jumlah gaya
maksimum yang dapat diberikan pada sebuah benda yang sifatnya elastis
(seringnya pegas) agar tidak melwati batas elastisnya dan menghilangkan
sifat elastis benda tersebut.
B. KONSEP HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS
Bunyi Hukum Hooke ialah “Jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas tidak melampaui batas elastis bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus/sebanding dengan gaya tariknya”.
Jika
gaya yang diberikan melampaui batas elastisitas, maka benda tidak dapat
kembali ke bentuk semula dan apabila gaya yang diberikan jumlahnya
terus bertambah maka benda dapat rusak. Dengan kata lain, hukum Hooke
hanya berlaku hingga batas elastisitas.
Dari
gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep hukum Hooke ini
menjelaskan mengenai hubungan antara gaya yang diberikan pada sebuah
pegas ditinjau dari pertambahan panjang yang dialami oleh pegas
tersebut. Besarnya perbandingan antara gaya dengan pertambahan panjang
pegas adalah konstan. Fenomena ini dapat lebih mudah dipahami dengan
memperhatikan gambar grafik berikut ini.
Gambar
1, menjelaskan bahwasanya jika pegas ditarik ke kanan maka pegas
akan meregang dan bertambah panjang. Jika gaya tarik yang
diberikan pada pegas tidak terlalu besar, maka pertambahan panjang pegas
sebanding dengan besarnya gaya tarik. Dengan kata lain, semakin besar
gaya tarik, semakin besar pertambahan panjang pegas.
Pada
Gambar 2, digambarkan bahwa kemiringan grafik sama besar yang
menunjukkan perbandingan besar gaya tarik terhadap pertambahan panjang
pegas bernilai konstan. Hal ini menggambarkan sifat kekakuan dari sebuah
pegas yang dikenal sebagai ketetapan pegas. Secara matematis hukum
Hooke dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
F = Gaya luar yang diberikan (N)
k = Konstanta pegas (N/m)
Δx = Pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)
C. BESARAN DAN RUMUS DALAM HUKUM HOOKE DAN ELASTISITAS
1. Tegangan
Tegangan
merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami pertambahan panjang
ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya sedangkan ujung
lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat dengan luas penampang x m2,
dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan gaya sebesar N pada
salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan maka kawat
akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena ini
mengambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara matematis dapat ditulis seperti berikut ini.
Keterangan:
F = Gaya (N)
A = Luas penampang (m2)
σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)
2. Regangan
Regangan
merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat dalam x meter
dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi
dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut
dihilangkan, sehingga kawat kembali ke bentuk awal.
Hubungan ini secara matematis dapat dituliskan seperti dibawah ini.
Keterangan:
e = Regangan
ΔL = Pertambahan panjang (m)
Lo = Panjang mula-mula (m)
Sesuai
dengan persamaan di atas, regangan (e) tidak memiliki satuan
dikarenakan pertambahan panjang (ΔL) dan panjang awal (Lo) adalah
besaran dengan satuan yang sama
3. Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Dalam
fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas
menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami
bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik regangan.
Keterangan:
E = Modulus elastisitas (N/m)
e = Regangan
σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)
4. Mampatan
Mampatan
merupakan suatu keadaan yang hampir serupa dengan regangan.
Perbedaannya terletak pada arah perpindahan molekul benda setelah diberi
gaya. Berbeda halnya pada regangan dimana molekul benda akan terdorong
keluar setelah diberi gaya. Pada mampatan, setelah diberi gaya, molekul
benda akan terdorong ke dalam (memampat).
5. Hubungan Antara Gaya Tarik dan Modulus Elastisitas
Jika ditulis secara matematis, hubungan antara gaya tarik dan modulus elastisitas meliputi:
Keterangan:
F = Gaya (N)
E = Modulus elastisitas (N/m)
e = Regangan
σ = Tegangan (N/ m2 atau Pa)
A = Luas penampang (m2)
E = Modulus elastisitas (N/m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
Lo = Panjang mula-mula (m)
6. Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa “jika gaya tari tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”.Secara matematis ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
F = Gaya luar yang diberikan (N)
k = Konstanta pegas (N/m)
Δx = Pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)
Hukum Hooke untuk Susuna Pegas
6a. Susunan Seri
Apabila
dua buah pegas yang memiliki tetapan pegas yang sama dirangkaikan
secara seri, maka panjang pegas menjadi 2x. Oleh karena itu, persamaan
pegasnya yaitu:
Keterangan:
Ks = Persamaan pegas
k = Konstanta pegas (N/m)
Sedangkan persamaan untuk n pegas yang tetapannya dan disusun seri ditulis seperti berikut ini.
Keterangan:
n = Jumlah pegas
6b. Susunan Paralel
Apabila
pegas disusun secara paralel, panjang pegas akan tetap seperti semula,
sedangkan luas penampangnya menjadi lebih 2x dari semula jika pegas
disusun 2 buah. Adapun persamaan pegas untuk dua pegas yang disusun
secara paralel, yaitu:
Keterangan:
Kp = Persamaan pegas susunan paralel
k = Konstanta pegas (N/m)
Sedangkan
persamaan untuk n pegas yang tetapannya sama dan disusun secara
paralel, akan dihasilkan pegas yang lebih kuat karena tetapan pegasnya
menjadi lebih besar. Persamaan pegasnya dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan:
n = Jumlah pegas
0 Response to "Hukum Hokke(8 November 2018)"